Pontianak – (iainptk.ac.id) Ismail Fauzi, seorang pria berusia 23 tahun, telah mengukir jejak inspiratif dalam hidupnya. Lahir pada tanggal 6 Februari 2000, Ismail merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Hariri dan Ibu Halimah. Kehidupan Ismail diwarnai oleh dedikasi, semangat, dan perjuangan dalam mencapai kesuksesan.
Sebagai anak pertama, Ismail memiliki tanggung jawab besar dalam keluarganya. Dia memiliki seorang adik perempuan yang saat ini duduk di kelas 2 MTs, serta seorang adik laki-laki yang telah membangun karirnya sendiri. Keluarga Ismail berasal dari keturunan Madura, dan mereka tinggal di Desa Tanjung Saleh, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Perjalanan pendidikan Ismail dimulai di SDN 31 Sungai Kakap, yang kemudian ia melanjutkan pendidikan menengahnya di MTs dan MA di pondok pesantren Darul Khairat Kota Pontianak. Setelah lulus MA, Ismail memutuskan untuk melanjutkan studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, tepatnya di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), dengan program studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
Meskipun berasal dari latar belakang anak desa, Ismail tidak pernah merasa terbatas dalam bercita-cita. Dengan usaha maksimal dan semangat yang menggebu, Ismail perlahan-lahan tampil lebih percaya diri. Puncak dari perjuangannya tercapai pada tahun 2018, saat ia berhasil meraih juara 3 dalam kompetisi fahmil Qur’an di tingkat provinsi di kabupaten Mempawah. Pada tahun yang sama, Ismail juga mewakili Kalimantan Barat dalam kegiatan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) yang diadakan di kota Jambi.
Perjalanan inspiratif Ismail tidak hanya terbatas pada prestasi akademik dan kompetisi agama. Dia juga terlibat dalam kegiatan Olimpiade Agama, Sains, dan Riset Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (OASE PTKI) II se-Indonesia yang diawali dari ajakan seorang teman di sebuah kafe. Dengan tekun dan dukungan dari teman-teman serta berkah dari para guru, Ismail berhasil mencapai babak final dalam lomba OASE. Dia berharap agar Allah memberikan yang terbaik bagi dirinya dan mampu memberikan kontribusi terbaik kepada kampus tercinta, IAIN Pontianak.
Bagi Ismail, kehidupan tidak pernah berjalan mulus dan indah. Sebagai manusia, ia menyadari bahwa hidup ini seperti mengayuh sepeda, di mana harus terus bergerak dan menjaga keseimbangan. Rintangan dan keluhan adalah hal yang biasa, namun ia tidak pernah putus asa dalam menghadapinya.
Dengan perjalanan hidup yang penuh semangat dan perjuangan, Ismail Fauzi telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang yang sama. Dia membuktikan bahwa dengan usaha maksimal, keyakinan diri, dan dukungan yang tepat, siapa pun dapat mencapai prestasi yang gemilang dalam berbagai bidang kehidupan.

Penulis : Farli

Editor : Bambang

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *