Sabtu, 08 Juni 2002 telah lahir di Bumi Senentang seorang bayi perempuan dari pasangan Sumartoyo dan Nurjannah yang diberi nama Qory Fasdatul Jannah. Itulah aku. Aku biasa dipanggil Qory. Namun, aku membahasakan diriku ke keluarga dengan sebutan “Ayik”. Kata Mamah ku, nama itu muncul saat fase diriku latihan berbicara.

Aku sekarang sedang mengejar cita-citaku untuk menjadi sarjana dengan berkuliah di IAIN Pontianak, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD), dan sedang menempuh semester 6. Ya, semester dimana mahasiswa mulai berpusing-pusing ria memikirkan proposal skripsi.

Aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara, dan saudaraku bernama Muhammad Iqbal Jalaluddin. Kami merupakan keluarga dengan suku Jawa. Bapak ku merupakan orang Cilacap, Jawa Tengah dan Mamah ku orang Serang, Banten.

Dahulu Bapak ku merupakan seorang Dosen Pertanian di Universitas Kapuas Sintang, namun sekarang beliau telah tiada. Sedangkan Mamah ku merupakan seorang Guru di SDN 26 Sintang. Jika ditanya, ketika liburan kami akan pulang ke mana? Jawabannya adalah Lampung. Keluarga besarku berada di Lampung, tepatnya di Bandar Lampung dan beberapa tempat di daerah Lampung seperti Kota Agung, Kalianda, dan lain-lain.

Riwayat pendidikan ku ketika TK-SMP di Sintang, yaitu TK Dewi Sartika Sintang, SDN 26 Sintang, dan MTsN 1 Sintang. Kemudian, aku melanjutkan SMA ke luar Kabupaten, yaitu di MAN IC Sambas, dan sekarang sedang berjuang menyelesaikan S1 di Program Studi IAT FUAD IAIN Pontianak.

Bercerita tentang pengalaman, ketika TK aku sangat suka senam sampai-sampai sering ditunjuk untuk memimpin senam dan menjadi perwakilan pertunjukan senam ketika perpisahan. Saat SD, aku suka Pencak Silat, Pramuka (khususnya di PBB), Badminton, dan puisi. Aku pernah mewakili sekolah dalam perlombaan badminton dan puisi. Kemudian saat upacara bendera di SD, aku sering ditunjuk sebagai Pasukan Pengibar Bendera. Lanjut SMP, di MTsN Sintang aku aktif dalam kegiatan Pramuka dan menjuarai perlombaan-perlombaan Pramuka dari tingkat Kabupaten sampai tingkat Provinsi (Noted: Juara 3 Seleksi PPMN tingkat Provinsi). Selain Pramuka, aku juga aktif di PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja), Dokter Kecil, dan pernah terlibat dalam ekskul PMR, Paskibra, serta basket. Setelah lulus dari MTsN 1 Sintang, aku melanjutkan pendidikan ke MAN Insan Cendekia Sambas. Di sana aku aktif dalam kegiatan Pramuka, dan sempat aktif dalam kegiatan Paskibra serta Robotik. Masa-masa SMA merupakan masa dimana aku merugi. Ya, aku rugi karena tidak menggali potensi diri secara maksimal di sana. Paling mentok aku menjuarai Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) tingkat Kabupaten dan senam tingkat Kabupaten saat acara schoolmeeting. Padahal, MAN IC Sambas memiliki fasilitas yang amat memadai untuk aku mengembangkan diri.

Sebelum lulus dari MAN IC Sambas, aku sempat mendaftar SNMPTN mengambil program studi pendidikan dokter, namun tidak lolos. Selain itu, aku juga mendaftar SPAN PTKIN mengambil Program Studi IAT dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Alhamdulillah aku lulus SPAN PTKIN dengan pilihan pertama. Namun, tidak berhenti sampai di situ. Aku masih berusaha mencoba untuk masuk pendidikan dokter lewat jalur UTBK SBMPTN, namun aku tidak lulus seleksi itu dan hingga kini aku berkuliah di Program Studi IAT FUAD IAIN Pontianak.

Gagal lulus dikedokteran tidak membuatku patah semangat. Di IAIN Pontianak aku mencoba mengambil berbagai kesempatan yang ada, tentunya sesuai kapasitasku. Bulan Oktober tahun 2021, aku mulai aktif dalam komunitas menulis dan mengikuti perlombaan menulis yaitu pada event Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) ke-5 di IAIN Pontianak. Saat itu aku mendapatkan The Best 3 Paper dan The Best Presentation dipanelku. Mulai saat itu, aku semakin semangat berkutat di dunia kepenulisan. Walaupun pada awalnya aku sempat pesimis karena hobiku adalah menulis diari/cerpen, bukan pada bidang tulisan ilmiah.

Oh ya para pembaca, untuk diketahui, dalam perjalanan di dunia kepenulisan ilmiah, tidak melulu keberhasilan yang datang menghampiriku. Aku sempat gagal dalam beberapa event. Tahun 2022, event MTQ Nasional ke 29 adalah masa di mana aku sangat terpuruk. Aku sempat berniat mengundurkan diri untuk event selanjutnya, yaitu menjelang MTQ Provinsi Kalimantan Barat ke 30 tahun 2022 di Ketapang. Niat itu segera ku singkirkan. Di sini aku coba membangun semangat baru dan kembali meluruskan niat bahwa aku ingin syiar, tidak perduli juara berapapun yang akan ku peroleh. Akhirnya aku kembali bangkit, menyelesaikan misi dan amanahku di event tersebut. Alhamdulillah, rezeki yang sangat tidak terduga Allah berikan padaku, Juara 1 KTIQ Putri. Sampailah pada saat ini, tahun 2023, aku mengikuti seleksi internal kampus untuk event OASE PTKI Nasional ke-2 yang akan dilaksanakan di Jakarta. Alhamdulillah aku terpilih untuk mewakili IAIN Pontianak dalam seleksi Nasional tersebut, bertim dengan Nadia dan Diaz, teman-temanku yang kece dan super ambisius.

Proses seleksi Nasional kami lalui dengan penuh perjuangan. Lewat bantuan dari para dosen-dosen yang luar biasa, alhamdulillah kami dapat masuk 10 besar dalam seleksi Nasional tersebut dan berhak berangkat ke Jakarta untuk mempresentasikan karya kami. Semua prestasi yang diperoleh ini tidak terlepas dari bantuan orang-orang hebat dibelakang layar mulai dari dukungan orangtua, guru, dosen, dan teman-teman, serta para pihak lainnya. Terima kasih untuk kalian semua, semoga kita dikumpulkan di surga-Nya, amin.

Penulis: Qory Fasdatul Jannah/ D. Darmadi JA
Editor: Omar Mukhtar

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *