Sayang Sedayu (mahasiswa.iainptk.ac.id) – Dalam semangat menyambut perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-78, Desa Sayang Sedayu menggelar pesta meriah yang dimeriahkan oleh berbagai jenis lomba, termasuk lomba pentas seni. Lomba pentas seni ini diikuti oleh beberapa desa tetangga, seperti Sebenua Pimpinan, Sange’, Sekabau, dan Sedayu sendiri. Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak juga turut berpartisipasi dengan memeriahkan pembukaan lomba pentas seni pada tanggal 17 Agustus di Desa Sayang Sedayu. Pada kesempatan ini, mahasiswa tampil dengan pertunjukan tari saman yang memukau.

Tari Saman, sebuah tarian yang berasal dari Suku Gayo di Provinsi Aceh, menjadi sorotan utama pada acara ini. Dalam pertunjukan tersebut, mahasiswa IAIN Pontianak membawakan tari saman dengan gerakan yang mengesankan dan koreografi yang penuh energi. Kekompakan dan semangat yang ditampilkan oleh para penari berhasil memukau penonton yang memadati acara ini. Tari Saman, yang juga dikenal sebagai “Tari Seribu Tangan,” memiliki nilai historis yang mendalam dalam budaya Aceh. Para penari duduk berbaris dalam formasi berderet, sambil saling bersentuhan dengan tangan di atas kepala. Gerakan-gerakan cepat dan terkoordinasi menggambarkan semangat gotong-royong, kekompakan, dan kebersamaan.

“Pentingnya melestarikan budaya dan tradisi tercermin dalam pertunjukan tari Saman ini. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara ini,” ujar Ruhanes, Kepala Desa Sayang Sedayu. Acara pembukaan lomba pentas seni ini dihadiri oleh berbagai tamu penting, termasuk Hj. Juliarti Djuhardi Alwi, Kepala Desa Sayang Sedayu, dan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat dapil Sambas bersama rombongan. Juga turut hadir beberapa penari dari desa-desa tetangga serta warga dari desa setempat dan luar desa Sayang Sedayu.

Selain mahasiswa, masyarakat Desa Sayang Sedayu juga turut ambil bagian dalam pesta seni ini dengan membawakan berbagai tarian tradisional seperti tandak sambas, raddat, dan tari kreasi. Acara ini diikuti oleh berbagai desa, seperti Pipit Teja, Semantir, Sange’, Sabing, Samustida, Mulia, Teluk Kembang, dan Sungai Serabek. Antusiasme masyarakat dan mahasiswa terlihat jelas dari persiapan yang telah dilakukan selama beberapa minggu sebelum acara berlangsung. Lapangan tempat acara digelar pun terlihat penuh sesak oleh penonton yang antusias.

Melalui lomba pentas seni yang dipenuhi semangat dan keragaman budaya, Desa Sayang Sedayu telah sukses dalam memberikan penghormatan kepada perjuangan Indonesia serta menjaga semangat persatuan dan kesatuan dalam perayaan HUT RI ke-78.

Penulis : Nurhafizah

Editor : Farli Afif

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *