Pontianak (mahasiswa.iainptk.ac.id) – Ketekunan dan keikhlasan merupakan kunci dalam mencapai keberhasilan. Itulah pesan inspiratif yang dapat dipetik dari kisah perjuangan Syarifah Fathiyyah Azzahrah, seorang mahasiswi dari program studi Psikologi Islam, IAIN Pontianak. Gadis yang biasa disapa Fathiyyah ini terhitung sudah dua kali menjadi peserta dalam Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) yakni pada ajang ke-6 pada tahun 2022, serta ajang ke-7 pada tahun 2023. Namun, keberhasilan dalam menggapai penghargaan baru bisa Fathiyyah peroleh di tahun 2023 dalam kategori judul terunik.

Perjalanan Fathiyyah menjadi peserta BUAF terbilang tidak mudah. Semua bermula pada tahun 2022 saat ia melihat poster call of paper tertera di samping eskalator Gedung Fakultasnya. Melalui peruntungan semata, Fathiyyah yang masih semester dua tersebut mencoba mengirim paper dalam bidang komunikasi. Alhasil ia lolos dan menjadi salah satu peserta BUAF pada tahun tersebut, yang lalu menghantarkannya berkompetensi bersama peserta lainnya di UIN Antasari, Banjarmasin.

Sangat disayangkan, kesempatan gemilang di BUAF ke-6 tidak membuat Fathiyyah menoreh keberhasilan dalam menggait salah satu penghargaan. Meskipun hasil tersebut membuat ia sempat gundah, ia mengindahkan perasaan itu. Fathiyyah memiliki keyakinan, pengalaman lebih berharga daripada penghargaan. Selain itu, motivasinya untuk bangkit juga didukung dengan kata-kata andalan ibunya bahwa segala rezeki telah diatur oleh Allah Swt.

“Kalau gagal, ya nda apa-apa. Rezeki itu Allah yang ngatur. Manusia nda bisa mengaturnya. Asal tetap sholat, berdoa, Insya Allah ada rezekinya,” ucap ibunya Fathiyyah dalam beberapa waktu.

Kegagalan yang datang di tahun 2022 tidak membuat Fathiyyah surut. Ketika memperoleh informasi mengenai BUAF di tahun 2023, ia langsung mengajukan diri untuk ikut serta dalam seleksi internal dan bersaing bersama ratusan mahasiswa yang lebih ramai daripada tahun sebelumnya. Pada tahun tersebut ia memilih terlibat dalam kategori budaya dengan mengangkat tradisi yang masih terdengar asing di telinga masyarakat umum, bahkan literatur artikel jurnal yang mengangkat judul penelitian tersebut masih sangat minim. Judul yang dipilih olehnya yaitu, “Indigineous Counselling: Upaya Menjaga Keharmonisan Pernikahan di Kesultanan Islam Pontianak (Studi Kasus: Tradisi Nyembah-Nyembah”.

Berbekal wawancara dan observasi, Fathiyyah menemui beberapa hambatan seperti sulitnya meyakinkan narasumber terhadap topik yang ia teliti, bahkan dirinya sempat mengganti narasumber untuk diwawancarai. Hari demi hari ia lewati hingga menghantarkannya menuju seleksi internal dengan melakukan persentasi di Aula Abdul Rani, IAIN Pontianak pada 12 Agustus 2023. Persentasi tersebut berjalan cukup lancar, meskipun Fathiyyah hampir kehabisan waktu dalam memaparkan materi.

Pengumuman seleksi internal disampaikan dua hari setelahnya. Dengan diliputi kebahagiaan, Fathiyyah diizinkan oleh pihak kampus untuk mengirim artikel jurnalnya kepada panitia pusat. Setelah menanti beberapa minggu, hasil yang ditunggu diumumkan juga, yakni ia berhasil lolos kembali menjadi peserta BUAF di tahun 2023. Ia merasa sangat senang dan bersyukur, karena diberikan kesempatan kembali untuk menginjakkan kaki di ajang yang dulu membuatnya gagal.

BUAF ke-7 tersebut berlangsung pada tanggal 11 September hingga 13 September 2023. Fathiyyah melakukan persentasi pada tanggal 12 September dalam panel nomor dua dengan bersaing melawan puluhan mahasiswa dari kampus lainnya. Berkat bantuan dan dukungan dari dosen serta pendamping kampus asalnya, ia berhasil melakukan persentasi dengan memuaskan. Meskipun ia ragu akan menggait salah satu penghargaan, setelah kegagalan di tahun sebelumnya.

Pengumuman pemenang sekaligus penutupan diadakan satu hari setelahnya, yakni pada tanggal 13 September 2023. Lagi-lagi Fathiyyah kembali merasa khawatir apakah dirinya mendapatkan kemenangan atau tidak di kesempatan kedua di BUAF tersebut. Ia berusaha ikhlas terhadap segala tantangan yang telah dihadapi beberapa bulan terakhir. Namun, tiba-tiba saja namanya disebut sebagai salah satu pemenang dalam kategori judul terunik pada bidang budaya. Dengan keberhasilan tersebut, ia akhirnya dapat bernafas lega karena usaha pada kesempatan kedua ini tidak sia-sia.

Meskipun telah memperoleh penghargaan di BUAF 2023, Fathiyyah tidak berpuas diri dan terus berusaha menjadi mahasiswa yang lebih baik lagi dalam akademik. Ia berharap dapat mengikuti kompetensi lainnya, serta memperoleh pengalaman  dan pelajaran yang lebih banyak lagi, yang mana dapat membuatnya menjadi pribadi yang selalu bersyukur kepada Allah Swt.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *