Pontianak (mahasiswa.iainptk.ac.id) – Mahasiswi IAIN Pontianak, Nurhayati, berbagi cerita inspiratif tentang perjalanan luar biasanya dalam mengikuti Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) Ke-7 di IAIN Palangka Raya.

Acara tersebut melibatkan empat kampus Islam terkemuka di Kalimantan, yaitu IAIN Pontianak, UIN Samarinda, UIN Banjarmasin, dan IAIN Palangka Raya. Ada sejumlah panel yang dilombakan dalam acara ini, termasuk Education, Culture, Economy, Law, Communication, Qur’an dan Hadits dan kearifan lokal.

Nurhayati sendiri memilih untuk berpartisipasi dalam lomba Panel Economy. Namun, sebelumnya IAIN Pontianak sendiri mengadakan seleksi ketat yang melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas dan program studi. Mereka yang berhasil lolos seleksi akan mewakili IAIN Pontianak dalam lomba BUAF di IAIN Palangka Raya. Proses seleksi ini membawa Nurhayati melalui berbagai perasaan, dari kebahagiaan hingga keragu-raguan yang mendalam.

Saat diberitahu bahwa dia harus mengikuti seleksi BUAF di IAIN Pontianak, Nurhayati merasa terkejut dan tidak yakin. Waktu itu, dia sedang menjalani Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kapuas Hulu, tempat yang sangat tidak mendukung untuk melakukan penelitian akademis karena masalah jaringan internet dan listrik yang serius. Awalnya, dia bahkan merasa putus asa dan ingin menyerah pada hari pertama pemberitahuan seleksi.

Namun, tiga hari sebelum seleksi, Nurhayati merasa tertekan dan bahkan menangis karena tekanan yang begitu besar. Beruntung, dia memiliki teman-teman yang selalu mendukung dan menguatkan. Berkat dukungan mereka, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti seleksi meskipun mendapatkan nilai 54. Meskipun dirinya masih merasa ragu, Nurhayati mendapat kabar gembira bahwa dia berhasil lolos seleksi di IAIN Pontianak dan menjadi bagian dari Presenter di BUAF IAIN Palangka Raya.

Sebelum berangkat ke IAIN Palangka Raya, Nurhayati dan teman seprodi mendapat bimbingan dari kaprodi dan Ibu Indah. Dukungan yang diberikan oleh kaprodi sangat berarti bagi mereka. Saat berlomba, perasaan gugup dan ketidakyakinan diri masih menghantui Nurhayati, tetapi dengan doa dan keyakinan bahwa dia mewakili banyak orang yang mendukungnya, termasuk keluarga, kaprodi, kampus, dan teman-teman, dia bertekad memberikan yang terbaik.

Puncak perjalanan ini adalah hari terakhir acara BUAF, saat diumumkannya pemenang dari setiap panel. Dalam hatinya, Nurhayati hanya berusaha menjalankan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Namun, tak terduga, dia meraih peringkat ke-4 sebagai presentasi terbaik di panel ekonomi. Keberhasilan ini benar-benar menggetarkan hatinya, dan semua kerja keras, air mata, serta stres selama proses penelitian terbayar dengan hasil yang gemilang.

Penulis : Farli Afif

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *